URBAN
DESIGN ARCHITECTURE
METODA PERANCANGAN KOTA
PRODI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
SYNOPTIC METHOD / METODE RASIONAL
DALAM PERENCANAAN KAWASAN
I. Definisi
Metode sinoptik sering disebut
sebagai metode rasional. Namun tidak berarti metoda yang lain bisa dikatakan
tidak rasional. Sistematika desain dalam metode ini terdiri dari beberapa
langkah, dengan jumlah langkah tergantung dari kerumitan kasus yang dihadapi
(shirvani, 1985).
Metode ini mengutamakan
langkah-langkah yang terstruktur dalam pemecahan masalah, dengan mengedepankan
perpaduan beberapa alternatif sehingga tercapai kesimpulan dari aspek terbaik
dari masing-masing alternatif yang diajukan. Langkah yang diambil harus runut dan
terperinci dengan jelas, untuk mendapatkan solusi yang terbaik. Solusi terbaik
dilihat dari kualitas atau nilai dan kemungkinan-kemungkinan yang dapat
menghasilkan efek lebih baik.
II. Langkah-Langkah Dalam Metode Rasional
II.I. Langkah Pertama : Pengumpulan
Data, Survei Kondisi Yang Ada (kondisi alam, terbangun, dan sosio-ekonomi).
Pengumpulan data bisa diartikan
memberikan penilaian terhadap suatu lingkungan dan komponen lain seperti
kondisi alami, terbangun (buatan), maupun sosial ekonomi. Data yang terkumpul
berbentuk statistik secara kuantitatif dengan cara pengelompokan menurut
subjek, area, waktu maupun kombinasi diantaranya.
II.II. Analisis Data, Identifikasi Semua
Peluang dan Kendala
Analisis data, merupakan langkah
paling awal dalam menerjemahkan informasi ke dalam alternatif desain. Analisis
data ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, dengan masing-masing cara bisa
memadukan beberapa variasi dari kualitas dan hubungan masing-masing informasi
(Roberts, 1974).
II.III. Perumusan
Tujuan dan Sasaran
Secara umum, perumusan tujuan dan
sasaran sudah mendekati akhir dari proses perencanaan. Secara teori, ini
merupakan ujian pertama dari perencana atau bisa dikatakan sebagai pemacu dalam
mendesain, dimana harus ada pemisahan antara fakta dan nilai-nilai. (Shirvani,
1981).
II.IV. Pengembangan
Konsep-konsep Alternatif
Perkembangan dari alternatif konsep
dapat dilakukan dalam dua tahap:
1. Identifikasi
kunci pokok dari pengembangan ide
2. Pendefinisian lebih banyak detail
dari beberapa alternatif sebagai pendahuluan untuk menuju pada perpaduan (Boyce
et al., 1970)
Tahap keempat ini adalah dimana
perencana harus menggunakan pengetahuan dan pengalamannya untuk melihat
kemiripan kasus yang terjadi. Beberapa variasi alternatif tidak hanya berupa
perbedaan tujuan dan sasaran, namun juga dapat dilihat sebagai perbedaan cara
untuk mengembangkan alternatif utama. Alternatif, sebagai contoh, dapat
digunakan untuk mengkonfirmasi rekomendasi, atau untuk memverifikasi keuntungan
yang diharapkan dalam sebuah bentuk perkembangan, atau untuk memberikan
pengetahuan kepada khalayak umum mengenai nilai dari perencanaan yang dilakukan
(Boyce et al., 1970).
II.V.
Penjabaran Tiap Konsep Ke Solusi Yang Dapat Dilaksanakan
Penjabaran digunakan untuk melihat
dan mengembangkan beberapa alternatif yang telah diajukan, dan menganalisa
konsep, tujuan utama, dan sasaran dari keduanya. Point penting dalam penjabaran
adalah untuk melihat kembali, menganalisa, dan mengkritisi alternatif yang
tersedia dan mengelompokkan alternatif-alternatif tersebut dalam bingkai
lingkup desain yang diinginkan. Menindaklanjuti identifikasi dan seleksi konsep
yang telah dikembangkan, tahap ini biasanya mnghasilkan bagian penting dalam
proses perencanaan.
II.VI. Evaluasi
Solusi-solusi Alternatif
Evaluasi dari alternatif solusi
merupakan langkah yang penting, terlihat
selama dekade sebelumnya karena
berkurangnya subjektivitas dari para
perencana dalam meningkatkan solusi yang
objektif.
Terdapat
beberapa metode evaluasi yang menarik dalam skala makro, baik perencanaan
kawasan dan perencanaan regional, juga secara mikro dari desain distrik,
perencanaan lingkungan, dan pedoman desain kawasan. Metode-metode ini mulai
dari sistem keuntungan / analisis keuangan sampai dengan matrik pengembangan
tujuan utama, dari metode evaluasi rencana metropolitan dan analisis daya
dukung lahan sampai dengan evaluasi dalam proses perencanaan. Kemudian terdapat
juga beberapa macam metode mengenai akses sinar matahari, kontrol suara, dan
sebagainya, yang sangat berguna untuk mengembangkan pedoman desain dan
standarnya.
II.VII. Penerjemahan
solusi-solusi ke produk berupa: Kebijakan (policies), Rencana(plan),
Pedoman (guidelines), dan Program.
Tahap ini adalah tahap pengembangan
dari presentasi detail dan penjelasan dari alternatif terpilih serta
rumusan-rumusan kebijakan, perencanaan, dan hasil perencanaan lainnya. Disini,
pemilihan dari masing-masing produk perencanaan seperti kebijakan, rencana,
pedoman, atau program-program tergantung dari situasi atau tipe aktivitas
perencanaan kawasan. Dengan pengembangan secara detail dari kebijakan, rencana,
dan sebagainya, tergantung dari alternatif yang terpilih, implikasi dari solusi
terpilih dapat dieksplorasi. Ini membutuhkan tinjauan ulang ke belakang dan
evaluasi ulang dari proses yang telah dilakukan sebelumnya.