Sunday, 10 November 2013

Metode perancangan kota


URBAN DESIGN ARCHITECTURE

METODA PERANCANGAN KOTA








PRODI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH








SYNOPTIC METHOD / METODE RASIONAL DALAM PERENCANAAN KAWASAN



I. Definisi
ž Metode sinoptik sering disebut sebagai metode rasional. Namun tidak berarti metoda yang lain bisa dikatakan tidak rasional. Sistematika desain dalam metode ini terdiri dari beberapa langkah, dengan jumlah langkah tergantung dari kerumitan kasus yang dihadapi (shirvani, 1985).
ž Metode ini mengutamakan langkah-langkah yang terstruktur dalam pemecahan masalah, dengan mengedepankan perpaduan beberapa alternatif sehingga tercapai kesimpulan dari aspek terbaik dari masing-masing alternatif yang diajukan. Langkah yang diambil harus runut dan terperinci dengan jelas, untuk mendapatkan solusi yang terbaik. Solusi terbaik dilihat dari kualitas atau nilai dan kemungkinan-kemungkinan yang dapat menghasilkan efek lebih baik.

II. Langkah-Langkah Dalam Metode Rasional
ž II.I.   Langkah Pertama : Pengumpulan Data, Survei Kondisi Yang Ada (kondisi alam, terbangun, dan sosio-ekonomi).
ž Pengumpulan data bisa diartikan memberikan penilaian terhadap suatu lingkungan dan komponen lain seperti kondisi alami, terbangun (buatan), maupun sosial ekonomi. Data yang terkumpul berbentuk statistik secara kuantitatif dengan cara pengelompokan menurut subjek, area, waktu maupun kombinasi diantaranya.

II.II.    Analisis Data, Identifikasi Semua Peluang dan Kendala
ž Analisis data, merupakan langkah paling awal dalam menerjemahkan informasi ke dalam alternatif desain. Analisis data ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, dengan masing-masing cara bisa memadukan beberapa variasi dari kualitas dan hubungan masing-masing informasi (Roberts, 1974). 

ž II.III.    Perumusan Tujuan dan Sasaran
ž Secara umum, perumusan tujuan dan sasaran sudah mendekati akhir dari  proses perencanaan. Secara teori, ini merupakan ujian pertama dari perencana atau bisa dikatakan sebagai pemacu dalam mendesain, dimana harus ada pemisahan antara fakta dan nilai-nilai. (Shirvani, 1981).

ž II.IV.    Pengembangan Konsep-konsep Alternatif
ž Perkembangan dari alternatif konsep dapat dilakukan dalam dua tahap:
1.  Identifikasi kunci pokok dari pengembangan ide
2.     Pendefinisian lebih banyak detail dari beberapa alternatif sebagai pendahuluan untuk menuju pada perpaduan (Boyce et al., 1970)

            Tahap keempat ini adalah dimana perencana harus menggunakan pengetahuan dan pengalamannya untuk melihat kemiripan kasus yang terjadi. Beberapa variasi alternatif tidak hanya berupa perbedaan tujuan dan sasaran, namun juga dapat dilihat sebagai perbedaan cara untuk mengembangkan alternatif utama. Alternatif, sebagai contoh, dapat digunakan untuk mengkonfirmasi rekomendasi, atau untuk memverifikasi keuntungan yang diharapkan dalam sebuah bentuk perkembangan, atau untuk memberikan pengetahuan kepada khalayak umum mengenai nilai dari perencanaan yang dilakukan (Boyce et al., 1970).

ž II.V.      Penjabaran Tiap Konsep Ke Solusi Yang Dapat Dilaksanakan
ž Penjabaran digunakan untuk melihat dan mengembangkan beberapa alternatif yang telah diajukan, dan menganalisa konsep, tujuan utama, dan sasaran dari keduanya. Point penting dalam penjabaran adalah untuk melihat kembali, menganalisa, dan mengkritisi alternatif yang tersedia dan mengelompokkan alternatif-alternatif tersebut dalam bingkai lingkup desain yang diinginkan. Menindaklanjuti identifikasi dan seleksi konsep yang telah dikembangkan, tahap ini biasanya mnghasilkan bagian penting dalam proses perencanaan.

ž II.VI.     Evaluasi Solusi-solusi Alternatif
     ž Evaluasi dari alternatif solusi merupakan langkah yang penting, terlihat 
selama dekade sebelumnya karena berkurangnya subjektivitas dari para
perencana dalam meningkatkan solusi yang objektif.

          Terdapat beberapa metode evaluasi yang menarik dalam skala makro, baik perencanaan kawasan dan perencanaan regional, juga secara mikro dari desain distrik, perencanaan lingkungan, dan pedoman desain kawasan. Metode-metode ini mulai dari sistem keuntungan / analisis keuangan sampai dengan matrik pengembangan tujuan utama, dari metode evaluasi rencana metropolitan dan analisis daya dukung lahan sampai dengan evaluasi dalam proses perencanaan. Kemudian terdapat juga beberapa macam metode mengenai akses sinar matahari, kontrol suara, dan sebagainya, yang sangat berguna untuk mengembangkan pedoman desain dan standarnya.

ž II.VII.   Penerjemahan solusi-solusi ke produk berupa: Kebijakan (policies), Rencana(plan), Pedoman (guidelines), dan Program.
ž Tahap ini adalah tahap pengembangan dari presentasi detail dan penjelasan dari alternatif terpilih serta rumusan-rumusan kebijakan, perencanaan, dan hasil perencanaan lainnya. Disini, pemilihan dari masing-masing produk perencanaan seperti kebijakan, rencana, pedoman, atau program-program tergantung dari situasi atau tipe aktivitas perencanaan kawasan. Dengan pengembangan secara detail dari kebijakan, rencana, dan sebagainya, tergantung dari alternatif yang terpilih, implikasi dari solusi terpilih dapat dieksplorasi. Ini membutuhkan tinjauan ulang ke belakang dan evaluasi ulang dari proses yang telah dilakukan sebelumnya.


MENGENANG 13 TAHUN TSUNAMI ACEH