BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Defenisi Struktur dan Konstruksi
Sebelum mengenal lebih jauh struktur bentang lebar, perlu dipahami dulu kata-kata yang selalu mengikut di depannya, yaitu kata Struktur dan konstruksi. Dua kata ini merupakan hal sederhana, namun sering harus diulang untuk menghindari kesalahpahaman penggunaan kata. Dalam suatu bangunan, struktur merupakan sarana untuk menyalurkan beban dan akibat penggunaan dan atau kehadiran bangunan ke dalam tanah. Struktur juga dapat didefinisikan sebagai suatu entitas fisik yang memiliki sifat keseluruhan yang dapat dipahami sebagai suatu organisasi unsur-unsur pokok yang ditempatkan dalam suatu ruang yang didalamnya karakter keseluruhan itu mendominasi interelasi bagian-bagiannya( Shodek, 1998:3). Struktur merupakan bagian bangunan yang menyalurkan beban-beban (Macdonald, 2001:1). Struktur dianggap sebagai alat untuk mewujudkan gaya-gaya ekstern menjadi mekanisme pemikulan beban intern untuk menopang dan memperkuat suatu konsep arsitektural (Snyder&Catanese,1989:359)
Sedangkan konstruksi adalah pembuatan atau rancang bangun serta penyusunannya bangunan. Ervianto, 2002: 9, menjelaskan bahwa konstruksi merupakan suatu kegiatan mengolah sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan yang berupa bangunan. Dalam artian sederhananya struktur adalah susunannya dan konstruksi adalah penyusunan dari susunan-susunan, sehingga dari pengertian tersebut dapat diambil sustu kesimpulan bahwa konsruksi mencakup secara keseluruhan bangunan dan bagian terkecil atau detail dari tersebut adalah struktur.
Penafsiran yang lebih luas tentang struktur adalah yang didalamnya alat-alat penopang dan metode-metode konstruksi dianggap sebagai faktor intrinsik dan penentu bentuk dalam proses perancangan bangunan. (Snyder&Catanese,1989:359)
Berdasarkan buku Sistem Bentuk Struktur Bangunan (Frick, 1998: 28), struktur dan konstruksi dibedakan berdasarkan fungsinya sebagai berikut:
Fungsi konstruksi: mendayagunakan konstruksi dalam hubungannya dengan daya tahan, masa pakai terhadap gaya-gaya dan tuntutan fisik lainnya.
Struktur: Menentukan aturan yang mendayagunakan hubungan antara konstruksi dan bentuk. Struktur berpengaruh pada teknik dan estetika. Pada teknik, struktur berpengaruh pada kekukuhan gedung terhadap pengaruh luar maupun bebannya sendiri yang dapat mengakibatkan perubahan bentuk atau robohnya bnagunan. Sedangkan estetika dilihat dari segi keindahan gedung secara intergral dan kualitas arsitektural.
Sebelum mengenal lebih jauh struktur bentang lebar, perlu dipahami dulu kata-kata yang selalu mengikut di depannya, yaitu kata Struktur dan konstruksi. Dua kata ini merupakan hal sederhana, namun sering harus diulang untuk menghindari kesalahpahaman penggunaan kata. Dalam suatu bangunan, struktur merupakan sarana untuk menyalurkan beban dan akibat penggunaan dan atau kehadiran bangunan ke dalam tanah. Struktur juga dapat didefinisikan sebagai suatu entitas fisik yang memiliki sifat keseluruhan yang dapat dipahami sebagai suatu organisasi unsur-unsur pokok yang ditempatkan dalam suatu ruang yang didalamnya karakter keseluruhan itu mendominasi interelasi bagian-bagiannya( Shodek, 1998:3). Struktur merupakan bagian bangunan yang menyalurkan beban-beban (Macdonald, 2001:1). Struktur dianggap sebagai alat untuk mewujudkan gaya-gaya ekstern menjadi mekanisme pemikulan beban intern untuk menopang dan memperkuat suatu konsep arsitektural (Snyder&Catanese,1989:359)
Sedangkan konstruksi adalah pembuatan atau rancang bangun serta penyusunannya bangunan. Ervianto, 2002: 9, menjelaskan bahwa konstruksi merupakan suatu kegiatan mengolah sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan yang berupa bangunan. Dalam artian sederhananya struktur adalah susunannya dan konstruksi adalah penyusunan dari susunan-susunan, sehingga dari pengertian tersebut dapat diambil sustu kesimpulan bahwa konsruksi mencakup secara keseluruhan bangunan dan bagian terkecil atau detail dari tersebut adalah struktur.
Penafsiran yang lebih luas tentang struktur adalah yang didalamnya alat-alat penopang dan metode-metode konstruksi dianggap sebagai faktor intrinsik dan penentu bentuk dalam proses perancangan bangunan. (Snyder&Catanese,1989:359)
Berdasarkan buku Sistem Bentuk Struktur Bangunan (Frick, 1998: 28), struktur dan konstruksi dibedakan berdasarkan fungsinya sebagai berikut:
Fungsi konstruksi: mendayagunakan konstruksi dalam hubungannya dengan daya tahan, masa pakai terhadap gaya-gaya dan tuntutan fisik lainnya.
Struktur: Menentukan aturan yang mendayagunakan hubungan antara konstruksi dan bentuk. Struktur berpengaruh pada teknik dan estetika. Pada teknik, struktur berpengaruh pada kekukuhan gedung terhadap pengaruh luar maupun bebannya sendiri yang dapat mengakibatkan perubahan bentuk atau robohnya bnagunan. Sedangkan estetika dilihat dari segi keindahan gedung secara intergral dan kualitas arsitektural.
B. Definisi Struktur Bentang Lebar
Bangunan bentang lebar merupakan bangunan yang memungkinkan penggunaan ruang bebas kolom yang selebar dan sepanjang mungkin. Bangunan bentang lebar biasanya digolongkan secar umum menjadi 2 yaitu bentang lebar sederhana dan bentang lebar kompleks. Bentang lebar sederhana berarti bahwa konstruksi bentang lebar yang ada dipergunakan langsung pada bangunan berdasarkan teori dasar dan tidak dilakukan modifikasi pada bentuk yang ada. Sedangkan bentang lebar kompleks merupakan bentuk struktur bentang lebar yang melakukan modifikasi dari bentuk dasar, bahkan kadang dilakukan penggabungan terhadap beberapa sistem struktur bentang lebar.
Bangunan bentang lebar merupakan bangunan yang memungkinkan penggunaan ruang bebas kolom yang selebar dan sepanjang mungkin. Bangunan bentang lebar biasanya digolongkan secar umum menjadi 2 yaitu bentang lebar sederhana dan bentang lebar kompleks. Bentang lebar sederhana berarti bahwa konstruksi bentang lebar yang ada dipergunakan langsung pada bangunan berdasarkan teori dasar dan tidak dilakukan modifikasi pada bentuk yang ada. Sedangkan bentang lebar kompleks merupakan bentuk struktur bentang lebar yang melakukan modifikasi dari bentuk dasar, bahkan kadang dilakukan penggabungan terhadap beberapa sistem struktur bentang lebar.
C. Contoh-Contoh Bangunan Bentang Lebar, Baik
Sederhana Maupun Kompleks.
Berdasarkan penertian yang diuraikan, seara lebih jelas bentuk struktur bentang lebar sederhana dan bentang lebar kompleks dapat di lihat pada gambar di bawah ini:
Bangunan bentang lebar sederhana
Contoh Bentuk Bangunan Bentang Lebar Kompleks
Berdasarkan penertian yang diuraikan, seara lebih jelas bentuk struktur bentang lebar sederhana dan bentang lebar kompleks dapat di lihat pada gambar di bawah ini:
Bangunan bentang lebar sederhana
Contoh Bentuk Bangunan Bentang Lebar Kompleks
D. Guna
dan fungsi bangunan bentang lebar.
Berdasarkan gambar-gambar di atas, bangunan bentang lebar dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan yang membutuhkan ruang bebas kolom yang cukup besar, seperti untuk kegiatan olah raga berupa gedung stadion, pertunjukan berupa gedung pertunjukan, audiotorium dan kegiatan pameran atau gedung exhibition.
Berdasarkan gambar-gambar di atas, bangunan bentang lebar dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan yang membutuhkan ruang bebas kolom yang cukup besar, seperti untuk kegiatan olah raga berupa gedung stadion, pertunjukan berupa gedung pertunjukan, audiotorium dan kegiatan pameran atau gedung exhibition.
E.
Tingkat
kerumitan, masalah dan teknik pemecahan masalah dlm bangunan bentang lebar, dan
struktur yang digunakan pada bangunan bentang lebar
Struktur bentang lebar, memiliki tingkat kerumitan yang berbeda satu dengan lainnya. Kerumitan yang timbul dipenaruhi oleh gaya yang terjadi pada struktur tersebut dan beberapa hal lain yang akan di bahas di masing-masing bab. Secara umum, gaya dan macam struktur bentang lebar dapat dilihat pada gambar di bawah ini: (Frick, 1998)
Dalam Schodek, 1998, struktur bentang lebar dibagi ke dalam beberapa sistem struktur yaitu:
a. Struktur Rangka Batang dan rangka Ruang
b. Struktur Furnicular, yaitu kabel dan pelengkung
c. Struktur Plan dan Grid
d. Struktur Membran meliputi Pneumatik dan struktur tent(tenda) dan net (jaring)
e. Struktur Cangkang
Sedangkan Sutrisno, 1989, membagi ke dalam 2 bagian yaitu:
a. Struktur ruang, yang terdiri atas:
- Konstruksi bangunan petak ( Struktur rangka batang)
- Struktur Rangka Ruang
b. Struktur permukaan bidang, terdiri atas:
- Struktur Lipatan
- Struktur Cangkang
- Membran dan Struktur Membran
- Struktur Pneumatik
c. Struktur Kabel dan jaringan
Struktur bentang lebar, memiliki tingkat kerumitan yang berbeda satu dengan lainnya. Kerumitan yang timbul dipenaruhi oleh gaya yang terjadi pada struktur tersebut dan beberapa hal lain yang akan di bahas di masing-masing bab. Secara umum, gaya dan macam struktur bentang lebar dapat dilihat pada gambar di bawah ini: (Frick, 1998)
Dalam Schodek, 1998, struktur bentang lebar dibagi ke dalam beberapa sistem struktur yaitu:
a. Struktur Rangka Batang dan rangka Ruang
b. Struktur Furnicular, yaitu kabel dan pelengkung
c. Struktur Plan dan Grid
d. Struktur Membran meliputi Pneumatik dan struktur tent(tenda) dan net (jaring)
e. Struktur Cangkang
Sedangkan Sutrisno, 1989, membagi ke dalam 2 bagian yaitu:
a. Struktur ruang, yang terdiri atas:
- Konstruksi bangunan petak ( Struktur rangka batang)
- Struktur Rangka Ruang
b. Struktur permukaan bidang, terdiri atas:
- Struktur Lipatan
- Struktur Cangkang
- Membran dan Struktur Membran
- Struktur Pneumatik
c. Struktur Kabel dan jaringan
BAB II
STRUKTUR KABEL
A. Definisi
Struktur kabel
merupakan salah satu struktur
furnicular, yaitu struktur
yang hanya mendapatkan gaya tarik
atau gaya tekan saja.
Pada kasus struktur
kabel hanya gaya tarik
saja yang bekerja.
B. Penerapan Struktur Kabel dalam Arsitektur
Struktur
kabel merupakan suatu generalisasi terhadap beberapa struktur yang menggunakan
elemen tarik berupa kabel sebagai ciri khasnya. Struktur ini bekerja terhadap
gaya tarik sehingga lebih mudah berubah bentuk jika terjadi perubahan besar
atau arah gaya. Struktur kabel merupakan struktur funicular dimana beban pada
struktur diteruskan dalam bentuk gaya tarik searah dengan material
konstruksinya, sehingga memungkinkan peniadaan momen.
C. Sistem Stabilisasi
Beberapa
sistem stabilisasi yang dapat digunakan untuk mengantisipasi deformasi pada
struktur kabel antara lain :
1. Peningkatan beban mati
Stabilisasi ini dilakukan dengan penerapan material
dengan berat yang memadai dan merupakan material yang homogen sehingga
diperoleh beban yang terdistribusi merata.
2. Pengaku busur dengan arah berlawanan
(inverted arch)
Stabilisasi dengan pengaku bususr atau kabel ini berusaha
mencapai bentuk yang kaku dengan menambah jumlah kabel sehingga kemudian
menghasilkan suatu jaring-jaring (cable net structure).
3. Penggunaan batang-batang pembentang
(spreader)
Stabilisasi ini menggunakan batang-batang tekan sebagai
pemisah antara dua kabel sehingga menambah tarikan internal didalam kabel.
4. Penambatan/pengangkuran ke pondasi (ground
anchorage)
Sistem ini hanya berlaku bagi kabel karena adanya
gaya-gaya taik yang dinetralisir oleh pondasi sehingga menghasilkan
stabilisasi.Pada pondasi terjadi tumpuan tarik akibat perlawanan gaya tarik
kabel.
5. Metoda prategang searah kabel (masted
structure)
Ciri utamanya adalah tiang-tiang dan kabel yang secara
keseluruhan membentuk suatu struktur kaku. Kabel ditempatkan pada keadaan
tertegang dengan jalan memberikan beban yang dialirkan searah kabel.
D.
Kekurangan dan Kelebihan
a) euntungan struktur kabel :
- Elemen kabel
merupakan elemen konstruksi paling ekonomis untuk menutup permukaan yang.
- Ringan,
meminimalisasi beban sendiri sebuah.
- Memiliki
daya tahan yang besar terhadap gaya tarik, untuk bentangan ratusan meter
mengungguli semua sistem lain.
- Memiliki
faktor keamanan terhadap api lebih baik dibandingkan struktur tradisonal
yang sering runtuh oleh pembengkokan elemen tekan di bawah temperatur
tinggi. Kabel baja lebih dapat menjaga konstruksi dari temperatur tinggi
dalam jangka waktu lebih panjang, sehingga mengurangi resiko.
- Dari segi
teknik, pada saat terjadi penurunan penopang, kabel segera menyesuaikan
diri pada kondisi keseimbangan yang baru, tanpa adanya perubahan yang
berarti.
- Cocok untuk
bangunan bersifat permanen.
b) Kelemahan
struktur kabel :
Pembebanan yang berbahaya untuk
struktur kabel adalah getaran. Struktur ini dapat bertahan dengan sempuna
terhadap gaya tarik dan tidak mempunyai kemantapan yang disebabkan oleh
pembengkokan, tetapi struktur dapat bergetar dan dapat mengakibatkan robohnya
bangunan.
E.
Sejarah
Struktur
kabel telah digunakan sejak abad pertama SM di China pada jembatan yang
menggunakan rantai, kemudian sekitar tahun
70 SM struktur
kabel digunakan sebagai atap
amphitheatre Romawi.
Kemudian di Eropa
pada tahun 1218 struktur
rantai tergantung pernah dibangun di Alpen, Swiss.
Meskipun
demikian teori mengenai struktur ini pertama kali dikembangkan tahun 1595 ,
yaitu sejak Fausto Veranzio
menerbitkan jembatan
gantung. Selanjutnya pada
tahun 1941 dibangun jembatan
rantai di Durham
County, Inggris. Jembatan ini
merupakan jembatan gantung
pertama di Eropa.
Penggunaan kabel
pada gedung tidak
begitu cepat karena pada
saat itu belum
ada kebutuhan akan bentang
yang sangat besar. Struktur paviliun
pada pameran Nijny-Novgorod yang
didesain oleh V.
Shookhov pada tahun 1896
dianggap sebagai awal mulanya
aplikasi kabel pada
gedung modern.
Struktur-struktur yang
dibangun berikutnya adalah paviliun
Lokomotif pada Chicago World’s
Fair pada tahun 1933
dan Livestock Judging
Pavillion yang dibangun di Raleigh North Carolina sekitar tahun
1950. Sejak itu
banyak dibangun gedung yang
menggunakan struktur kabel.
Pada masa
sekarang struktur kabel banyak
dipakai untuk menyelesaikan kasus-kasus bangunan
dengan bentang lebar. Salah
satu contoh bangunan
yang banyak menggunakan struktur
kabel adalah stadion yang
mempunyai bentang sangat lebar
dan diharapkan elemen struktur yang
ada tidak menghalangi penonton ke
tengah lapangan. Untuk
itu penyelesaian dengan struktur
kabel merupakan pilihan yang tepat. Sampai saat ini sudah banyak stadion
yang menggunakan struktur
kabel dalam penyelesaian struktur
atapnya. Salah satunya adalah
National Athletics Stadium yang
terletak di Bruce Australian
Capital Territory.
F. Studi Banding
Berdasarkan tugas study banding yang kami dapat, untuk bangunan
yang menggunakan struktur kabel pada atap, kami mendapatinya dikawasan
perumahan modern land.
Struktur
kabel atap ini digunakan untuk menutupi bangunan dua lantai dimana pada lantai
satunya digunakan sebagai areal parkir mobil
dan motor, untuk lantai keduanya digunakan sebagai lapangan tennis.
Untuk bentang struktur kabel pada lapangan tennis ini diperkirakan
berdiameter ± 40m luas bentangannya, mengingat ukuran lapangan tennis (panjang
23.77m, lebar 10.97m) sebanyak 4 lapangan.
Struktur baja yang digunakan pada lapangan tenis modern land dapat
disebut struktur kabel jaring tenda karena dilihat dari pemakaian jenis bahan
maupun jenis pemasangan tarikan kabelnya merupakan cirri struktur kabel.
|
Berikut
gambar layout dibawah ini:
|
|
|
Kabel adalah elemen struktur fleksibel. Bentuknya sangat
bergantung pada besar dan perilaku beban yang bekerja padanya. Apabila kabel
ditarik pada kedua ujungnya saja, maka bentuknya lurus. Jenis kabel demikian
disebut tie-rod Jika kabel digunakan pada bentang antara dua titik dan memikul
beban titik eksternal, maka bentuk kabel akan berupa segmen-segmen garis.
Jika yang dipikul beban terbagi, maka kabel akan mempunyai bentuk
lengkungan. Berat sendiri kabel dapat menyebabkan bentuk lengkung tersebut.
(biasanya berbentuk catenary curve).
Dibawah
ini merupakan tabel ukuran bentang struktur kabel.
Pendekatan
batas-batas bentang untuk sistem baja. Agar ukuran khas pada elemen struktur
yang berbeda mudah dibandingkan, diagram ini digambar secara berskala untuk
memperlihatkan panjang bentang khas masing-ma-sing jenis elemen. Panjang
bentang yang secara aktual mungkin digunakan untuk setiap elemen disebut
sebagai "maksimum" dan "minimum".
Bentuk
struktur kabel yang dapat dibuat tak terhingga banyaknya. Kabel dapat digunakan
untuk atap permanen yang permukaan penutupnya dapat berupa elemen planar baja
kaku atau permukaan membran. Permukaan kaku biasanya mempunyai bentuk
berkelengkungan tunggal, sedangkan permukaan membran biasanya berkelengkungan
ganda. Untuk struktur-struktur yang mendapat kestabilannya dari gaya-gaya
prategang eksternal penerapan prinsip desain vang mengharuskan tarik permukaan
harus dipertahankan pada umumnya menqandung arti bahwa gava prategang harus
besar dan atau kelengkungan pada permukaan harus dipertahankan besar.
Besar gaya
prategang yang diberikan untuk menstabilkan tidak boleh menyebabkan tegangan
membran melebihi kapasitas material yang digunakan. Untuk struktur berbentang
besar, biasanya membran terdiri atas faring kabel baja berjarak dekat yang
mampu memikul gaya prategang relatif besar.
Kabel itu
dapat mengalami getaran seperti pada gambar tersebut atau ragam lainnya,
bergantung pada frekuensi gaya pemaksa (gaya dinamis pada struktur).Resonansi
pada kabel akan terjadi apabila gaya pemaksa eksternal mempunyai frekuensi yang
benar-benar sama dengan frekuensi alami kabel. Pada struktur kabel, frekuensi
gaya angin sering kali sangat dekat dengan frekuensi struktur kabel.
Ada beberapa
cara dasar untuk mengatasi masalah getaran akibat gaya angin. Salah satunya
adalah memperbesar beban mati pada atap, sehingga memperbesar gaya tarik kabel
dan mengubah frekuensi alaminya. Cara lain adalah dengan memberikan kabel guy
sebagai angker pada titik-titik tertentu
untuk mengikat struktur ke dalam tanah.
G. Kesimpulan
Dasar-dasar
Struktur Kabel Struktur kabel bekerja
berdasarkan gaya tarik,
menggunakan sistem statis tertentu, dimana Σ M=0, ΣH=0, ΣV=0. pada sistem
struktur dituntut sistem
yang stabil dengan kabel yang
tegang. Daya tarik tinggi
dari baja dengan efisiensi tarik murni memungkinkan
bajasebagai elemen struktur
yang dapat membentangi jarak
besar. Kabel adalah fleksibel karena
ukurannya dari sisi
kecil dibandingkan dengan panjangnya.
Fleksibel menunjukkan daya lengkung yang terbatas. Karena tegangan-tegangan lengkung
tidak sama, dapat diatasi
oleh fleksibelnya kabel. Beban-beban yang dipikul oleh
batang-batang tarik terbagi diantara
kabel-kabel. Masing-masing kabel
memikul beban dengan tegangan yang
sama dan di
bawah tegangan yang diperkenankan
BAB III
STRUKTUR MEMBRAN
STRUKTUR MEMBRAN
A.
Defenisi
Struktur membran
adalah struktur yang menggunakan material membran, yang memikul beban dengan
mengalami tegangan tarik (Schodek, 1998). Masyarakat awam umumnya berpendapat
bahwa membran atau fabric (kain, PVC, atau fiberglass) adalah material
untuk jenis struktur yang sederhana. Umumnya material tersebut digunakan dalam
bangunan-bangunan yang tidak permanen hingga semi permanen seperti tenda
pramuka, tenda pernikahan, shelter, atap carport, penutup lapak,
ataupun tenda penaung pada pasar tradisional. Padahal di lain pihak, dunia
arsitektur telah mengembangkan penggunaan tenda dan mengaplikasikannya pada
bangunan dengan inovatif. Bangunan-bangunan yang menggunakan material tersebut
juga bukanlah bangunan-bangunan kecil, melainkan bangunan-bangunan publik
berskala besar seperti airport, stasiun, stadion, convention center, hall,
dan lain sebagainya. Kekuatan dan ketahanan bangunan berstruktur membran
tersebut juga terbukti sangat baik. Beberapa produsen material tenda menyatakan
bahwa produknya dapat bertahan hingga 15 tahun (PT. Kattya Tenso Membrane:
2011).
B.
Jenis
Struktur Membran
Struktur membran termasuk dalam struktur
prtegang. Struktur prategang dibagi menjadi dua yaitu struktur pneumatik dan
struktur tenda.
B.1.
Struktur pneumatik
a.
Defenisi
struktur penumatik
Struktur penumatik adalah struktur membran
yang bekerja dengan memberikan gaya internal pada membran hingga membentuk volume
tertutup (seperti balon).
b.
Jenis struktur penumatik
Struktur pneumatik terbagi lagi menjadi dua,
yaitu: air-supported structure dan air-inflated structure.
·
Pada air-supported structure
udara mengisi seluruh volume internal (dapat diibaratkan pengguna berada di
dalam balon),
·
Pada air-inflated structure udara
diisolasi diantara membran rangkap yang diberi tekanan (dapat diibaratkan
pengguna dinaungi atap yang terbuat dari balon).
c.
Studi
banding
Hubert H. Humphrey
Metrodome, Minnesota USA
Fungsi : Digunakan untuk
American Football, Baseball dan basket
Arsitek: Skidmore, Owings & Merrill
Arsitek: Skidmore, Owings & Merrill
Struktur atap ini dirancang oleh penemu sistem atap didukung udara, David H. Geiger (Lulusan Drexel University). Pada titik tertinggi, mencapai 195 meter tingginya (sekitar 16 cerita) dan berat sekitar £ 580.000 (263.000 kilogram). Struktur ini membutuhkan 250.000 kaki kubik / menit udara untuk tetap meningkat. Udara panas juga dipompa di antara lapisan di musim dingin untuk mencairkan salju yang menumpuk di atas.
B.2.
Struktur tenda
a. Defenisi struktur tenda
Struktur tenda adalah struktur membran yang
bekerja dengan memberikan gaya eksternal yang menarik membran. (Schodek, 1998)
Salah satu cara untuk memberikan prategang pada membran adalah dengan
memberikan gaya jacking yang cukup untuk tetap menegangkan membran pada
berbagai kondisi pembebanan yang mungkin terjadi. Gaya jacking berasal dari
kata ‘jack’ yang berarti dongkrak. Prinsip kerja dari struktur membran
prategang ini adalah mempertahankan semua permukaan membran mengalami tarik
dalam semua kondisi pembebanan.
b. Studi banding
William Hutton Younger Dynamic Earth Centre
Bangunan ini merupakan sebuah paviliun raksasa
yang menggunakan struktur tenda dan berdinding kaca. Denah paviliun ini
berbentuk oval dan terletak di atas banguanan ekshibisi setinggi dua lantai.
Proses konstruksinya adalah dengan membuat jangkar-jangkar disekeliling profil
atap. Jangkar tersebut nantinya akan digunakan untuk menahan susunan kabel yang
menempel pada membran atap. Setelah jangkar dibuat, dibangun tiang-tiang
sebanyak 2 x 4 buah untuk nantinya memberikan gaya jacking. Kemudian
disusun membran dan kabel-kabel di tengah area. Kabel-kabel ditegangkan
(diganjal) dengan tiang-tiang sehingga membran atap terangkat, lalu ujung dari
tiap-tiap kabel tersebut kemudian dikunci pada jangkar.
Gambar 3 3 Struktur Tenda Younger
Dynamic Earth Centre (scotish-places.info)
Gambar 3 4 Tampak Atas Bangunan
C. Proses konstruksi struktur membran
C.1. Pra
konstruksi
Hal yang pertama
dilakukan sebelum konstruksi adalah proses pembuatan membran. Membran dibuat
dalam pabrik membran yang terstandarisasi. Pertama-tama, pada lembaran membran
dicetak pola-pola yang diinginkan menggunakan CNC (Computer Numerical
Controller) Plotter. CNC Plotter ini adalah plotter yang dapat terhubung
dengan CAD Program sehingga cetakan dapat disesuaikan dengan desain.
(Wikipedia, 2011) Setelah pola dicetak, membran dipotong menggunakan pemotong
laser dan dilengkapi dengan lubang-lubang tertentu sesuai desain membran
tersebut. Di samping itu, dibuat pula joint atau sambungan khusus untuk
membran tersebut dengan menggunakan proses produksi pabrik yang
terstandarisasi. Setelah setiap komponen diproduksi, membran dan kelengkapannya
dikemas dan dikirim menuju lokasi konstruksi.
C.2. Konstruksi
Proses konstruksi
struktur tenda terdiri dari persiapan lahan, pemancangan pondasi dan struktur
pendukung, penyusunan, pemasangan dan penarikan, pengujian, dan pengevaluasian.
Persiapan lahan dilakukan untuk membersihkan lahan yang akan dibangun sebelum
dilakukan konstruksi. Kemudian setelah lahan disiapkan, dilakukan pemancangan
pondasi dan struktur pendukung seperti tiang-tiang, sambungan, dan kabel.
Setelah itu barulah dilakukan penyusunan membran, pemasangan, dan penarikan
membran. Proses penyusunan dan penarikan ini harus diawasi serta dilakukan atas
persetujuan ahli struktur yang bertanggung jawab. Di samping itu juga harus
dilakukan dalam cuaca yang paling tenang agar kerusakan pada saat pemasangan
dan penarikan dapat diminimalisir. Setelah memban ditarik, dilakukan pengaturan
tarikan agar tidak terjadi kelebihan tarikan pada titik-titik tertentu. Dan
terakhir, dilakukan pengujian, pengevaluasian dan pelaporan mengenai proses
konstruksi yang telah dilakukan.
D. Contoh
kasus konstruksi struktur membran
Carlos Moseley
Music Pavilion, New York, 1991
Bangunan
ini befungsi sebagai wadah pertunjukan musik yang dapat dipindahkan dan
dibongkar pasang dalam beberapa jam. Proses pemindahannya saja akan memerlukan
tujuh buah truk: tiga di antaranya membawa tiga buah rangka truss sepanjang 20
meter dan empat truk lain membawa membran beserta perlengkapan lainnya. Proses
konstruksi pavilion ini dimulai dengan pemasangan rangka truss membentuk
semacam tripod untuk menopang tenda. Pemasangan truss tersebut dimulai dengan
meletakkan ujung dari dua truss pertama di titik-titik yang ditentukan,
kemudian dibangun panggung berukuran 12 x 24 meter di antara kedua titik
tersebut. Lalu dibangun pula bantalan pondasi berukuran besar untuk menopang
pompa hidrolik yang mendongkrak kedua truss melintasi panggung dan menempelkan
kedua ujungnya satu sama lain. Kedua ujung truss ini ditempelkan, dikunci
menjadi satu, dan digabungkan dengan rangka truss ketiga yang masih terlipat.
Truss ketiga ini kemudian ikut mendongkrak kedua batang truss lain
perlahan-lahan menjadi tegak. Saat posisi struktur setengah tegak, membran
dipasang pada kabel-kabel. Terakhir, struktur tuss dinaikkan kembali sehingga
menarik dan menegangkan membran penutup sesuai rancangan.
Gambar Interior Pavilion
Gambar. Proses instalasi struktur Carlos
Moseley Music Pavillion (arquiteturaefemera.blogspot.com)
BAB IV
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Bangunan bentang lebar merupakan bangunan yang
memungkinkan penggunaan ruang bebas kolom yang selebar dan sepanjang mungkin
yang dipergunakan untuk kegiatan-kegiatan yang membutuhkan ruang bebas kolom
yang cukup besar, seperti untuk kegiatan olah raga berupa gedung stadion,
pertunjukan berupa gedung pertunjukan, audiotorium dan kegiatan pameran atau
gedung exhibition.
Struktur kabel dan struktur membran adalah
termasuk dari struktur bangunan bentang lebar.
Struktur kabel
merupakan salah satu struktur
furnicular, yaitu struktur
yang hanya mendapatkan gaya tarik
atau gaya tekan saja.
Pada kasus struktur
kabel hanya gaya tarik saja
yang bekerja sedangkan Struktur
membran adalah struktur yang menggunakan material membran, yang memikul beban
dengan mengalami tegangan tarik (Schodek, 1998).
Daftar Pustaka
Lyall, Sutherland. 2001. Master of
Structure: Bangunan dengan Struktur Innovatif Terkini. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Otto, Frei, ed. 1962. Tensile Structures.
Massachusetts: MIT Press.
Schodek, Daniel L. 1992. Struktur.
Jakarta: Erlangga
Eide Industries, Inc. 2007-2011. Tensioned
Fabric Structures (TFS) Specification.
How to Play Roulette - Lucky Club
ReplyDeleteRoulette is the traditional casino game played by the professional roulette player. This online luckyclub casino game is an exciting Rating: 4.9 · 6,266 votes